Table of Contents
Pelajari lebih lanjut tentang prokrastinasi, mengapa orang menunda-nunda, dan cara-cara praktis untuk berhenti menunda-nunda dalam waktu dekat.
Apa itu Penundaan?
Ketika kita menunda-nunda, kita mendapati diri kita menunda tugas atau tanggung jawab yang kita tahu itu penting. Penundaan ini sering kali membawa perasaan tidak nyaman, cemas, dan mengkritik diri sendiri.
Namun, inilah masalahnya: menunda-nunda bukan berarti kita malas atau tidak mampu. Sebaliknya, ini adalah sinyal bagi kita untuk mengeksplorasi apa yang sebenarnya terjadi di dalam diri kita. Mungkin itu adalah rasa takut gagal, merasa tidak yakin, atau ingin semuanya sempurna.
Pikirkanlah saat-saat ketika Anda menunda-nunda sesuatu. Ini bukan hanya tentang tidak ingin melakukannya, tetapi perasaan tidak nyaman yang kita miliki ketika kita memikirkan tugas tersebut, dan apa yang kita buat tentang diri kita sendiri.
Kabar baiknya, selalu ada harapan. Dengan bersikap baik pada diri sendiri dan memahami mengapa kita menunda-nunda sesuatu, kita bisa belajar lebih banyak tentang diri kita sendiri dan berkembang.
Mengapa Kita Menunda-nunda?
Keadaan Membeku
Terkadang, ketika hidup menjadi sangat berat, tubuh kita bereaksi secara naluriah, memasuki apa yang disebut sebagai 'kondisi beku'. Ini bukanlah sesuatu yang kita pilih secara sadar; ini adalah cara tubuh kita untuk menghemat energi dan melindungi diri dari ancaman yang dirasakan. Dalam kondisi ini, kita mungkin merasa buntu, tidak termotivasi, atau bahkan mati rasa. Namun, penting untuk diketahui bahwa perubahan itu mungkin terjadi, dan perasaan ini tidak akan bertahan selamanya.
Kelumpuhan Analisis
Kelumpuhan analisis terjadi ketika kita terlalu sibuk memikirkan sebuah keputusan sehingga kita kesulitan untuk benar-benar membuatnya. Ini sulit bagi siapa pun, dan bagi kita yang menangani kondisi seperti ADHD, pengambilan keputusan bisa jadi lebih sulit untuk dilakukan atau tetap fokus pada tugas yang penting.
Salah satu penyebab kelumpuhan analisis adalah kecenderungan kita untuk menetapkan ekspektasi yang tidak realistis untuk diri kita sendiri (rekan-rekan saya yang perfeksionis dan penderita sindrom penipu mungkin dapat memahami hal ini). Kita mungkin percaya bahwa setiap keputusan harus sempurna atau bahwa kita harus mempertimbangkan setiap hasil yang mungkin terjadi sebelum melangkah maju. Standar yang tinggi ini dapat membuat kita merasa kewalahan dan tidak yakin harus memulai dari mana.
Untungnya, ada beberapa strategi, baik yang berbasis emosi maupun teknik manajemen waktu, yang dapat kita gunakan untuk mengatasi kelumpuhan analisis dan membuat keputusan dengan lebih efektif.
Kecemasan dan Penghindaran
Kecemasan dan penghindaran cenderung muncul ketika tugas-tugas tertentu memicu perasaan tidak mampu atau takut dihakimi. Ini seperti menghindar dari sorotan karena jauh di lubuk hati, kita takut kita tidak cukup. Perasaan ini sering kali berasal dari apa yang disebut oleh para psikolog sebagai "skema kekurangan" - keyakinan yang tertanam kuat bahwa kita pada dasarnya cacat atau tidak layak. Hal ini dapat membuat tugas yang paling sederhana sekalipun terasa sangat berat, seperti kita terus-menerus berjuang melawan diri kita sendiri.
Penundaan yang kronis memperburuk siklus ini, membuat kita terjebak dalam lingkaran penghindaran dan keraguan diri. Tapi kita bisa menantang keyakinan ini. Dengan memecah tugas menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan merayakan kemajuan, kita dapat membangun kepercayaan diri. Ini adalah tentang merangkul ketidaksempurnaan dan menulis ulang naskah untuk kehidupan yang lebih berdaya.
Kelelahan
Kelelahan seperti membentur tembok emosional, membuat kita terkuras, tidak bersemangat, dan merasa kurang berhasil. Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa semakin kita menunda-nunda, semakin besar kemungkinan kita mengalami gejala-gejala kelelahan ini. Seolah-olah menunda-nunda menjadi perisai terhadap kecemasan dan stres yang kita rasakan.
Terutama di lingkungan sekolah atau kerja, di mana tenggat waktu dan tekanan ada di mana-mana, penundaan sering kali menyebabkan kelelahan. Mengenali hubungan ini membantu kita memahami bagaimana kebiasaan kita mempengaruhi kesejahteraan kita. Hal ini mengingatkan kita untuk memperlakukan diri kita sendiri dan tantangan-tantangan kita dengan kebaikan dan empati.
Apa yang Terjadi Ketika Kita Menunda-nunda?
Ketika kita menunda-nunda, kita seperti mengundang segerombolan emosi negatif ke dalam pesta. Stres, rasa bersalah, kecemasan, dan frustrasi cenderung masuk dan membuat mereka betah. Dan ketika mereka menetap, mereka dapat membuat kita kehilangan kendali diri, membuat kita merasa tercerai-berai dan kewalahan.
Ketika kita menunda-nunda, kita sering kali dibanjiri oleh perasaan-perasaan yang tidak enak dan negatif.
Namun, efek penundaan tidak berhenti sampai di situ. Hal ini benar-benar dapat berdampak buruk pada kesehatan mental kita, memicu reaksi berantai dari konsekuensi negatif. Produktivitas kita terpukul, sehingga sulit untuk mencapai tujuan dan memenuhi kewajiban kita. Dan ketika tekanan meningkat, hal ini dapat merenggangkan hubungan kita dan membuat kita merasa terisolasi.
Memahami cengkeraman penundaan pada diri kita adalah langkah pertama untuk membebaskan diri. Dengan mengenali emosi yang ditimbulkannya dan mengambil langkah proaktif untuk mengatasinya, kita bisa mendapatkan kembali rasa kendali kita dan mengarahkan diri kita ke jalan yang lebih memuaskan.
Mengatasi Penundaan
Selalu ada harapan! Ketika kita menjadi lebih baik dalam mengidentifikasi akar penyebab penundaan, maka akan lebih mudah untuk menemukan cara terbaik untuk melangkah maju.
Ada beberapa cara untuk mencegah dan mengatasi penundaan. Pertama-tama, mulailah dengan menyadari sepenuhnya bahwa Anda memang memiliki kecenderungan untuk menunda-nunda dan menganalisa apa saja yang menjadi alasan mengapa Anda melakukannya.
Langkah 1: Sadari bahwa Anda Menunda-nunda
Ini mungkin terlihat sederhana, namun menyadari ketika kita terjebak dalam mode autopilot atau menunda-nunda tugas penting sangatlah penting. Kita harus menyadari perilaku tersebut sebelum kita bisa mengubahnya.
Tanda-tanda Anda mungkin menunda-nunda pekerjaan antara lain:
-
Mengerjakan tugas-tugas dengan prioritas rendah, bukannya tugas-tugas yang penting
-
Menunda tugas-tugas yang ada di daftar tugas Anda
-
Tersesat di media sosial atau gangguan lainnya
-
Menunggu "suasana hati yang tepat" untuk mengerjakan tugas
Langkah 2: Identifikasi Pemicu Penundaan Anda
Sebelum kita bisa belajar cara berhenti menunda-nunda, kita harus melihat lebih dekat pada pola-pola yang melingkupi penundaan kita: apa yang memicunya, bagaimana kita cenderung mengatasinya, dan kebiasaan-kebiasaan yang membuat kita terjerumus ke dalamnya.
Pertimbangkan pemicu potensial berikut ini:
-
Merasa kewalahan
-
Merasa tidak tertarik atau bosan
-
Merasa cemas
-
Berurusan dengan keraguan diri
Langkah 3: Atasi Pemicunya
Setelah Anda mengidentifikasi pemicu penundaan Anda, mari kita jelajahi beberapa strategi praktis untuk mengatasinya:
-
Merasa kewalahan? Pecahmenjadi beberapa bagian: Ketika tugas terasa seperti gunung, pecahkan tugas tersebut menjadi beberapa bagian yang dapat dikelola. Mengambil langkah-langkah kecil yang dapat dicapai dapat membuat beban kerja terasa tidak terlalu menakutkan dan membangun rasa pencapaian di sepanjang jalan.
-
Tidak tertarik atau bosan? Cobalah Teknik Pomodoro: Bekerjalah dalam aktivitas terfokus yang singkat, misalnya 25 menit, diikuti dengan istirahat sejenak. Metode ini membantu menjaga konsentrasi dan tingkat energi, membuat tugas-tugas menjadi lebih menarik dan mudah dikelola.
-
Merasa cemas? Jurnal atau Bergerak: Luangkan waktu sejenak untuk menuliskan pikiran Anda atau melakukan gerakan lembut seperti berjalan(berjalan di alam dapat sangat menenangkan) atau melakukan peregangan. Kegiatan-kegiatan ini dapat membantu melepaskan ketegangan dan menenangkan pikiran, sehingga memungkinkan Anda untuk berpikir lebih jernih dan lebih tenang.
-
Berhadapan dengan keraguan diri? Tantang Pikiran Anda: Ketika keraguan diri muncul, luangkan waktu sejenak untuk mempertanyakan pikiran-pikiran negatif tersebut. Rangkullah kekuatan batin Anda dan ingatkan diri Anda akan kesuksesan di masa lalu. Berlatihlah untuk mengasihi diri sendiri dan afirmasi yang sesuai dengan diri Anda untuk menumbuhkan pola pikir yang lebih positif serta meningkatkan kepercayaan diri dan kesehatan mental Anda.
Langkah 4: Perjelas dan Lengkapi Diri Anda
Setelah Anda mengatasi pemicu-pemicu tersebut, mari pastikan Anda siap untuk memulai. Apakah Anda memiliki semua alat yang Anda butuhkan untuk tugas yang sedang Anda kerjakan? Apakah tugas itu sendiri sudah didefinisikan dengan baik? Ketidakpastian dapat melemahkan motivasi Anda, jadi jika ada sesuatu yang tidak jelas, jangan ragu untuk meminta klarifikasi. Ingat, mencari panduan hanyalah bagian dari perjalanan!
Langkah 5: Selalu Berbaik Sangka pada Diri Sendiri
Wujudkan belas kasih pada diri sendiri. selama seminggu ke depan, cobalah untuk melakukan sesuatu yang baik atau penuh kasih pada diri sendiri setiap hari.
Ketika dihadapkan pada tugas yang tidak ingin Anda lakukan, luangkan waktu sejenak untuk berhenti sejenak dan bernapas dalam-dalam. Saat Anda menghembuskan napas, lepaskan segala ketegangan dan tawarkan diri Anda kata-kata lembut yang menghibur dan memberi semangat.
Selama masa-masa penuh tekanan, sistem saraf simpatik Anda dapat bekerja berlebihan, mengaburkan pikiran Anda dan membuat produktivitas menjadi sulit. Dengan melakukan latihan pernapasan dalam seperti pernapasan kotak dan berbicara pada diri sendiri dengan kebaikan, Anda mengaktifkan sistem saraf parasimpatis. Pergeseran ini tidak hanya meredakan stres tetapi juga mendorong pemikiran yang lebih jernih dan rasa tenang.
Ingat, mempraktikkan belas kasih pada diri sendiri adalah kuncinya. Beri diri Anda ruang untuk mengakui perasaan Anda dan bersikaplah lembut terhadap diri sendiri saat Anda menghadapi tantangan. Percayalah pada kemampuan Anda untuk mengatasi rintangan dengan anggun dan tangguh, selangkah demi selangkah.
Kesimpulan
Belajar untuk berhenti menunda-nunda membutuhkan waktu dan kesabaran; oleh karena itu, menggunakan strategi yang dijelaskan dalam artikel ini dan mencari tahu apa yang terbaik untuk Anda dapat membantu Anda peduli dengan masa depan Anda dan menghindari penundaan.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Bagaimana saya bisa memberikan diri saya lebih banyak kasih sayang dan pengertian ketika saya menemukan diri saya menunda-nunda?
Ketika kita mengalami saat-saat penundaan, ini adalah undangan untuk mendekati diri kita sendiri dengan kelembutan dan pengertian. Seringkali, penundaan berasal dari ketakutan atau ketidakpastian yang lebih dalam di dalam diri kita.
Daripada menghukum diri kita sendiri karena tidak bergerak maju, mari kita berlatih berbicara pada diri sendiri dengan lembut. Bayangkan berbicara kepada diri sendiri seperti yang Anda lakukan kepada seorang teman baik yang menghadapi tantangan serupa.
Berikan ruang untuk mengakui bahwa merasa kewalahan atau tidak yakin adalah hal yang wajar. Dengan merangkul belas kasihan diri sendiri, kita memupuk dialog batin yang mengayomi yang membantu menghilangkan cengkeraman kebiasaan menunda-nunda.
Apa peran perfeksionisme dalam kecenderungan saya untuk menunda-nunda?
Ketika kita menghadapi saat-saat penundaan, itu adalah sebuah undangan untuk mendekati diri kita sendiri dengan kelembutan dan pengertian. Seringkali, penundaan berasal dari ketakutan atau ketidakpastian yang lebih dalam di dalam diri kita.
Referensi
Cara Berhenti Menunda-nunda - Mengatasi Kebiasaan Menunda Tugas Penting
Cara Berhenti Menunda-nunda: Tips dan Teknik untuk Mengatasi Penundaan
Penundaan: Panduan Ilmiah tentang Cara Berhenti Menunda-nunda
Memahami dan Mengatasi Penundaan | Pusat Pengajaran dan Pembelajaran McGraw
Penafian
Isi artikel ini disediakan hanya untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan nasihat, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi sebelum melakukan perubahan apa pun yang berhubungan dengan kesehatan atau jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kesehatan Anda. Anahana tidak bertanggung jawab atas kesalahan, kelalaian, atau konsekuensi yang mungkin terjadi dari penggunaan informasi yang diberikan
By: Anahana
Tim Anahana yang terdiri dari para peneliti, penulis, pakar topik, dan ilmuwan komputer berkumpul di seluruh dunia untuk membuat artikel, kursus, dan teknologi yang mendidik dan praktis. Para profesional yang berpengalaman dalam kesehatan mental dan fisik, meditasi, yoga, pilates, dan banyak bidang lainnya berkolaborasi untuk membuat topik-topik yang kompleks menjadi mudah dipahami.